Gusung Baru Muncul Ditengah Laut Polewali Mandar Jadi Perhatian Nelayan
Sahabatpenyu.org Polman_ Aneh tapi nyata disaat pesisir Kabupaten Polewali Mandar (Polman)terjadi abrasi dan banjir rob pada akhir tahun 2022 justru di tengah laut Polman ada gusung muncul mirip pulau saat akhir tahun 2022 tepatnya pada bulan Desember yang lalu. Gusung ini tiba-tiba muncul dan menjadi perhatian sejumlah nelayan yang sering menangkap ikan di sekitar teluk mandar. Kamis 23 Februari 2023
Beredar kabar bahwa gusung tersebut ada setelah musim angin barat pada bulan Desember 2022 dimana saat itu gelombang tinggi mencapai 3 sampai 5 meter dan mengakibatkan abrasi di sepanjang pesisir kabupaten Polman dan banjir rob.
Arif. Nelayan tradisional asal Mampie Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo sempat kaget setelah melihat gusung tersebut. Awalnya disangka perahu nelayan yang menarik ratusan bambu. Karena penasaran Arif langsung mengarahkan perahunya untuk merapat ke titik gusung tersebut dan alangkah kagetnya setelah dia tau bahwa yang dia lihat ternyata bukan bambu yang ditarik perahu melainkan daratan yang baru terbentuk atau gusung baru. “Saya kira ada nelayan yang tarik bambu pakai perahu, karena memang sering ada perahu yang bawa bambu lewat disekitar sini. Pada saat saya dekat ternyata ini pulau (gusung) baru. “kata Arif saat bercerita di Rumah Penyu Mampie.
Sementara itu. Muh. Yusri. Ketua Sahabat Penyu mengatakan bahwa dirinya juga sempat penasaran setelah melihat gusung baru tersebut. “Saya kira itu kapal yang mau menuju ke pelabuhan silopo. Setelah saya amati terus kok tidak bergeser. Makanya saya tanya nelayan dan nelayan bilang itu daratan baru. Saya makin penasaran makanya saya selalu mengamatinya dari Rumah Penyu Mampie menggunakan teropong. ” Kata Yusri
“Kerana penasaran saya atur jadwal dan pantau prakiraan cuaca dari MKG majene untuk mengunjungi langsung gusung tersebut, dan Alhamdulillah hari ini saya bisa mengunjungi diantar oleh teman nelayan di Kappung baru lantora dan mengabadikan gambar gusung tersebut” Tambahnya
Lanjut Yusri mengatakan posisi gusung tersebut berada di sebelah barat Pulau Battoa Kecamatan Binuang hampir sejajar dengan tanjung Mampie Kecamatan Wonomulyo. Untuk menuju Gusung tersebut butuh waktu 30-40 menit menggunakan perahu nelayan katinting.
“Karena ini gusung baru muncul makanya belum ada namanya. Tapi lebih tepat jika diberi nama Gusung Barat karena muncul saat musim angin barat” Kata Yusri
Saat mengunjungi gusung tersebut. Yusri beserta rekannya menyempatkan diri untuk menanam mangrove yang terbawa arus ke gusung tersebut dengan harapan bisa tumbuh dan berkembang.
Pemerhati maritim Sulawesi Barat (Sulbar). Muhammad Ridwan Alimuddin. menjelaskan bahwa material yang ada di gusung adalah substrat yang dibawa air laut, yang berasal dari hasil gesekan gelombang/arus laut dengan karang yang mengandung kapur, misalnya karang akropora yang mati. “Jika ombak besar, tidak hanya menyebabkan gesekan, tapi bisa mematahkan karang. Nah itu terbawa ke berbagai arah. Karena ada pola arus yang stabil ke titik tertentu, bisa jadi itu membuat penumpukan/sedimentasi. Sumber substrat karang bisa dari terumbu karang didekatnya, bisa juga dari tempat lain yang ralatif jauh. Kalau melihat lokasi gusung di situ, di situ kan ada banyak komunitas terumbu karang yang rusak. Nah ada kemungkinan substrat pasir kapurnya dari situ.” Jelas Ridwan
Laporan : KIM Mampie